Rabu, 26 Oktober 2011

Sei lagi..


Aku baru saja melewati ulang tahunku yang ke-17. Aku nggak nyangka, secepat itu aku tumbuh dewasa.  Rasanya baru kemarin aku masuk SD. Kata orang, ulang tahun yang ke-17 itu identik dengan ulang tahun yang indah dimana kita ditemani oleh orang spesial atau pacar di samping kita. Tapi aku berpikir, kenapa gitu?  Bagiku punya pacar atau pun tidak tidak begitu penting (untuk saat ini). Aku sudah punya teman-teman yang baik, sahabat yang percaya kepadaku, serta orang-orang yang sayang padaku. Itu saja sudah kurasa sudah cukup.
Ada satu hal yang membuat ulang tahunku yang ke-17 ini terasa agak aneh dan-ok, akan kuceritakan sedikit. Lima malam sebelum tanggal 22 Oktober, nggak tau kenapa aku kepikiran Sei terus. Tiap aku dengerin Vanilla Twilight, di dalam hati aku berdoa semoga aku bisa bertemu dengan Sei sebelum atau saat ulang tahunku nanti. Setidaknya sebentar saja karena rasanya sudah lama sekali (kira-kira 7 bulan) aku tidak bertemu dengannya.  Terakhir kali aku bertemu Sei ya ketika aku bertemu dia dengan Natsu dulu sebelum dia berangkat ke Surabaya. Di dalam hati aku berdoa agar Sei ingat bahwa sebentar lagi adalah hari ulang tahunku. Menyedihkan ya.
Sampai hari itu datang.  Tanggal 22 Oktober siang, satu pesan masuk ke ponselku. Waktu itu aku lagi di lab biologi. "rrrt.. rrrt.." ponsel di sakuku bergetar. Dengan malas kubuka pesan yang masuk, dan..
Hai, aku lagu pulang ke Tuban :)
Nanti jam pulang sekolah aku mau ke SMA 1 buat sharring ma anak kelas 3 :)
(11.34)

kau tau? Saat itu juga tanganku terasa dingin, kakiku gemetaran, jantungku berdetak di atas normal. DOAKU TERKABUL!! Sei datang.Tak banyak yang berubah dari Sei. Ia masih tampak mengagumkan bagiku. Dengan T-shirt putih yang dipasangkan dengan kemeja biru serta celana jeans pendek dia duduk di gazebo sekolah sambil memberikan penjelasan kepada kakak-kakak kelas XII. Kemudian sebelum ia pulang, ia ke lab komputer. Entah untuk bertemu denganku atau apa. Sei berubah. Sei yang sekarang dingin sekali. Tapi kemudian aku sadar. Sei bukan Sei lagi. Ia bukan Sei. Tapi ia adalah dirinya yang sebelumnya memang tidak kukenal.  Dan saat itu juga aku berkata dalam hatiku, "Mungkin lebih baik kita tidak bertemu lagi. Walaupun di dalam hatiku aku terus berharap kau ada di sampingku suatu saat."

Sabtu, 15 Oktober 2011

SONG

VANILLA TWILIGHT

The stars lean down to kiss you
And I lie awake I miss you
Pour me a heavy dose of atmosphere
Cause I’ll doze off safe and soundly
But I’ll miss your arms around me
I’ll send a postcard to you dear
Cause I wish you were here
I watch the night turn light blue,
But it’s not the same without you
Because it takes two to whisper quietly
The silence isn’t so bad
Till I look at my hands and feel sad
Cause the spaces between my fingers
Are right where yours fit perfectly
I’ll find repose in new ways
Though I haven’t slept in two days
Cause cold nostalgia chills me to the bone
But drenched in Vanilla twilight
I’ll sit on the front porch all night
Waist deep in thought because when I think of you
I don’t feel so alone
I don’t feel so alone
I don’t feel so alone
As many times as I blink I’ll think of you… tonight
I’ll think of you tonight
When violet eyes get brighter
And heavy wings grow lighter
I’ll taste the sky and feel alive again
And I’ll forget the world that I knew
But I swear I won’t forget you
Oh if my voice could reach back through the past
I’d whisper in your ear
Oh darling I wish you were here

Aku suka banget sama lagu ini. Sebenernya lagu ini lagu favoritnya temenku, tapi waktu aku dengerin, ternyata enak juga. Dalam sehari aku bisa dengerin lagu ini 6 sampai 10 kali di laptop, hahaha.  Ya ya, lagu ini ngingetin aku sama temenku itu, juga sama temenku yang lain.  Nah, buat yang suka mau dengerin, selamat mendengarkan :)

Senin, 10 Oktober 2011

Puisi untuk Sei

How Do I Love Thee?
by Elizabeth Barrett Browning (1806-1861)

How do I love thee? Let me count the ways.
I love thee to the depth and breadth and height,
My soul can reach, when feeling out of sight
For the ends of being and ideal grace..

I love thee to the level of every day's
Most quiet need, by sun and candle-light.
I love thee freely, as men strive for right.
I love thee purely, as they turn from praise.
I love thee with the passion put to use
In my old griefs, and with my childhood's faith.
I love thee with a love I seemed to lose
With my lost saints. I love thee with the breath,
smiles, tears, of all my life; and, if God choose,
I shall but love thee better after death.

Ini puisi yang pernah kukirim buat Sei, nggak terlalu nyambung, sih. Tapi aku nggak tau kenapa aku suka banget sama puisi karya Elizabeth ini. Pertama kali aku tau puisi ini, aku baca di satu novel yang kupinjem di perpus umum.  Waktu itu aku yang lagi sedikit melankolis nggak sengaja baca kalimat awalnya, "How do I love thee?". Karena  penasaran ya udah aku baca. Tapi sayang, puisi ini nggak ditulis secara lengkap sama si pengarang novel karena cuma sebagai kutipan. Akhirnya, kukirim sepotong puisi yang belum selesai itu ke Sei. Dan Sei ngelanjutin puisi yang belum selesai. Aku tanya, "kok bisa tau lanjutannya?" aku bertanya heran. Kemudian Sei menjawab sambil tertawa, "hahaha, dodol dodol dodol, browsing di mbah Google, dong. Tinggal tulis aja kalimat pertamanya, How do I love thee?" Yah. Aku tau. Itu MEMALUKAN SANGAT. Rasanya aku pengen masukin kepalaku ke dalem karung semen >.<
Dan setiap aku baca puisi ini, bayangan Sei lagi-lagi datang berkelebatan di kepalaku. Kenapa semuanya harus Sei? Padahal ia sudah sama sekali tak memedulikanku. Tapi bagaimanapun, puisi ini tetep jadi puisi terbagus yang pernah kubaca.

Sabtu, 08 Oktober 2011

For My Dearest Friend. "For Alex san.."

Kalau..
 Kalau aku jahat
Aku harap kau tahu bahwa itu tak pernah untukmu


     Berapa banyak menit yang pernah aku dan kau lewati dengan tawa, kata-kata ejekan, dan hal-hal bodoh? Berapa banyak hari yang pernah kita habiskan dengan persaingan dan pertengkaran? Ya. Sebanyak pasir di laut dan bintang di langit. Kau tahu, jika aku mengingat semua itu rasanya bodoh sekalo, haha. Tapi semua itu adalah kenangan manis yang akan selalu kuingat  sampai aku tua nanti.
    Kau tahu tidak? Hari ini ibumu bertemu dengan ibuku. Ibumu bercerita kepada ibuku tentang pertengkaranmu dengan ****** beberapa waktu lalu. Kata Ibumu, dia meludahimu. Menurutku dia itu keterlaluan sekali. Kau yang biasanya tak pernah membalas jika disakiti orang kali ini kau membalasnya. Awalnya kau bingung, kenapa kau yang pemaaf tiba-tiba meledak. Itu adalah hal yang mengejutkan untukku. Sekarang aku paham kenapa kau bertindak tidak seperti biasanya.
Ngomong-ngomong, makin lama kau itu makin tidak bisa aku pahami. Kadang kau terlihat seperti orang yang tak tahu apapun dengan tampang polosmu yang sangat menjengkelkan itu. Padahal sebenarnya kau telah mengetahui sesuatu yang semua orang kira tak tahu. Kadang kau terlihat seperti orang yang benar-benar paham dengan masalah dan keadaan di sekitarmu, ditambah wajah "sok tau"mu yang membuatku down jika melihatnya. Tapi nyatanya kau tak tahu apapun dan semua orang mengira kau tahu. Kau itu aneh.
Alex san. Aku ingin mengatakan sesuatu padamu. Selama ini aku tak berani mengatakannya karena rasanya  hal ini memalukan sekali untuk dikatakan, apalagi jika aku harus mengatakannya langsung di depanmu. Hm, kau tahu tidak, kau itu satu-satunya orang yang tidak bisa kubaca dan tidak bisa kumengerti. Jika aku bisa membaca Kira lewat matanya, dan Sei lewat kebiasaannya, atau seperti kebanayakan orang lainnya yang sangat mudah terbaca dengan sekali meihat saja, maka tidak dengan kau. Berapa tahun, sih, aku berteman denganmu? Bertahun-tahun, kan? Tapi itu masih tidak membuatku mengerti dan paham tentang kau. Aku tidak mengerti mengapa kau bisa begitu sulitterbaca. Apa mungkin kau juga bisa membaca seseorang? Apa mungkin kau juga bisa memasuki jalan pikiran seseorang? Atau karena aku kurang mengenalmu? Kenapa aku tak bisa membacamu? o.0
     Hei. Kenapa, sih, kau berubah? Apa kau tak ingin berteman denganku lagi? Apa aku melakukan kesalahan yang membuatmu semakin menjauh? Apa aku sebegitu tidak bergunanya sampai-sampai kau tak mau lagi membalas semua pesanku? Aku kangen sekali padamu. Aku ingin mengerjakan tugas bersama seperti yang  dulu biasa kita lakukan. Aku ingin bertengkar denganmu walau pun terkadang itu membuatku menangis. Aku ingin kau menjadi kakakku. Ya, aku ingin kau menjadi kakakku. Kakak yang bisa menjadi tempatku berlindung dan berbagi semua hal. Kakak yang selalu menjadi panutanku ketika aku kehilangan arah. Dan aku pun ingin selalu membantumu. Menenangkanmu ketika kau dilanda kebimbangan. Membuatmu merasa lebih baik ketika kau mendapatkan kesulitan. Aku ingin terus melihat senyummu, marahmu, sedihmu, juga semua hal yang sering kulihat dari dirimu. Karena kau adalah salah satu pemain dalam siklus kehidupanku. Dan jika kau menghilang, maka akan ada sesuatu yang berubah dan kosong. Semoga waktu dapat diputar sehingga aku bisa dekat lagi denganmu dan bisa menghabiskan banyak waktu bersama-sama >.<

Your Friend..
AKIRA

Jumat, 07 Oktober 2011

Apa Kabar, Sei?

Halo, Sei..
Apa kabarmu di sana? Apa kau baik-baik saja? Apa kau sedang sibuk? Apa kau sedang kesal? Sedih? Marah? Apa kau sudah makan? Apa kau lelah? Bagaimana kuliahmu sekarang? Apa ada yang membencimu? Adakah seseorang yang kau suka disana? Apa kau masih suka pada Natsu? Atau kau menemukan yang baru? Apa kau masih ingat padaku? 
Pertanyaan-pertanyaan itulah yang selalu mengganggu malam-malamku. Semua itu berkelebat dalam pikiranku, berdesing-desing membentur dinding kesadaran. Seperti hantu yang menari-nari pada malam yang kian menua. Aku ingin mendapatkan jawabannya darimu. Tapi aku terlalu takut untuk menghadapi kenyataan jika ternyata kau bukan seperti yang kukenal dulu. Aku takut mendapati jika memang benar kau telah menemukan Natsu. Aku takut jika mendapati memang benar bahwa kau benar-benar menyukainya. Dan aku BENAR-BENAR TAKUT mendapati bahwa aku bukan siapa-siapa lagi untukmu. Ya. Aku memang seorang penakut yang bersembunyi di balik selimut sambil sesekali mengintip melalui celah-celahnya. Haha, bodoh sekali, kan? Tapi inilah aku. Inilah aku yang ditinggalkan waktu. Yang melangkah satu demi satu dengan langkah gontai, terseok-seok. Inilah aku yang belum mampu menatap dunia dengan mata terbuka.

My Dearest, Sei..
Kemarin aku menangis lagi. Kenapa Tuhan hanya memberiku sedikit  untuk berada di sisimu? Kenapa begitu? Padahal masih banyak hal yang ingin kulakukan bersamamu. Kenapa begitu, Sei?
Satu hal yang saat ini kusadari bahwa kita tak mungkin bertemu lagi karena hanya tinggal menghitung tahun dan kau akan benar-benar pergi.  Hanya jika ada sedikit keberuntungan aku bisa melihatmu lagi. Jika saat itu memang ada, aku rasa kita sudah berevolusi menjadi kita yang baru. Kau berubah. Begitupun aku. Dan apabila Tuhan memberiku kesempatan untuk  bersamamu lagi, jika Tuhan menuliskan akhir di mana kau dan aku akan memulai awal yang baru nantinya, dengan senang aku akan berkata, "selamat datang kembali, Sei". Namun jika kenyataannya berbalik, maka saat itu aku akan menemukan seseorang yang dapat menjagaku dengan lebih baik. Dan saat itu juga kenangan tentangmu akan menjadi sepenggal cerita yang akan kusimpan di dalam kotak di sudut hatiku.



WORLD OF CHANCES
by Demi Lovato

You’ve got a face for a smile, you know
A shame you waste it
When you’re breaking me slowly but I’ve
Got a world of chances, for you
I’ve got a world of chances, for you
I’ve got a world of chances
Chances that you’re burning through
I’ve got a paper and pen
I go to write a goodbye
And thats when I know I’ve
Got a world of chances, for you
I’ve got a world of chances, for you
I’ve got a world of chances
Chances that you’re burning through
Oh
I’m going my own way
My faith has lost its strength again
And oh, It’s been too hard to say
We’re falling off the edge again
We’re at the end
We’re at the end
Maybe you’ll call me someday
Here the operator say the numbers no good
And that she had
A world of chances, for you
She had a world of chances, for you
She had a world of chances
Chances you were burning through
Chances you were burning through
Chances you were burning through
Oh
You’ve got a face for a smile, you know


Yours :
- Ai -

My Favourite Singer




My Favourite Singer


Wai, wai.  Aku suka banget sama penyanyi ini. Dia penyanyi nomor 1 (hahaha). 
Demi Lovato :)
Pertama kali aku tau Demi itu dari temenku.  Dia pernah ngasih referensi lagu bagus, di daftar lagu yang dia kasih, 2 di antaranya lagunya Demi, Stop The World sama Quite.  Habis itu coba-coba aku download.  Sampe di rumah waktu lagi nyoba dengerin lagunya, aku bilang, "Nih orang kalo nyanyi kok dipaksakan banget ya suaranya.  Ah, bagusan Taylor".  Tapi nggak tau kenapa lama-lana aku suka sama lagunya. Dua hari kemudian aku ke warnet, iseng-iseng aku browse semua lagu-lagunya dia, beberapa lagu aku download, salah satunya lagunya dia yang judulnya Everytime You Lie.  Nah, aku habis dengerin lagu itu, aku makin jatuh cinta sama Demi (kebetulan liriknya aku banget :))  Nah, jadi deh aku gila Demi.  Demi fever.

Kalau kalian tanya lagu apa aja yang aku suka, ini daftarnya :
- World of Chance
- Gift of A Friend
- Lo Que Soy (This is Me spanish version)
- Everytime You Lie
- Believe in Me
- Skyscraper
- Don't Forget

Nah, ini ada kata-kata sekaligus saran Demi buat semua fansnya juga untuk semua orang setelah ia melewati masa-masa suramnya,
"Perjalanan yang saya telah di telah sangat, sangat sulit selama beberapa bulan terakhir. Saya berurusan dengan isu-isu yang saya tahu anak perempuan tidak hanya usia saya, tetapi dari segala usia hadapi. Orang-orang yang mungkin menonton video ini sekarang berurusan dengan isu-isu yang saya harus dan saya berharap untuk satu hari meningkatkan kesadaran dari segala sesuatu. Saya tidak dapat memberitahu Anda seberapa banyak cahaya kalian dibawa ke dalam kehidupan saya dalam waktu yang mungkin paling gelap dalam hidup saya. Tanpa kalian, aku tidak akan berada di sini hari ini. Aku ingin membiarkan kalian tahu bahwa aku bersemangat untuk kembali bekerja.
Ya, ada saat-saat ketika saya pasti sudah tergoda untuk menyingkirkan makan malam saya. Tapi saya akan berurusan dengan itu untuk sisa hidup saya karena penyakit seumur hidup. Saya tidak berpikir ada akan menjadi hari ketika aku tidak berpikir tentang makanan atau tubuh saya, tapi aku hidup dengan itu, dan aku berharap bisa mengatakan gadis-gadis muda untuk mencari tempat yang aman dan tetap dengan itu.
Jika Anda akan melalui periode yang gelap, pergi ke keluarga dan teman terdekat. Jangan menempatkan diri dalam bahaya. Ini sangat penting bahwa Anda mendapatkan perasaan Anda keluar - tapi jangan pernah menimbulkan kerugian pada tubuh Anda sendiri karena tubuh Anda begitu sakral. Aku berharap bisa memberitahu setiap gadis muda dengan gangguan makan, atau yang telah melukai dirinya dengan cara apapun, bahwa dia layak hidup dan bahwa hidupnya memiliki arti. Anda dapat mengatasi dan melewati apa pun."