Jumat, 07 Oktober 2011

Apa Kabar, Sei?

Halo, Sei..
Apa kabarmu di sana? Apa kau baik-baik saja? Apa kau sedang sibuk? Apa kau sedang kesal? Sedih? Marah? Apa kau sudah makan? Apa kau lelah? Bagaimana kuliahmu sekarang? Apa ada yang membencimu? Adakah seseorang yang kau suka disana? Apa kau masih suka pada Natsu? Atau kau menemukan yang baru? Apa kau masih ingat padaku? 
Pertanyaan-pertanyaan itulah yang selalu mengganggu malam-malamku. Semua itu berkelebat dalam pikiranku, berdesing-desing membentur dinding kesadaran. Seperti hantu yang menari-nari pada malam yang kian menua. Aku ingin mendapatkan jawabannya darimu. Tapi aku terlalu takut untuk menghadapi kenyataan jika ternyata kau bukan seperti yang kukenal dulu. Aku takut mendapati jika memang benar kau telah menemukan Natsu. Aku takut jika mendapati memang benar bahwa kau benar-benar menyukainya. Dan aku BENAR-BENAR TAKUT mendapati bahwa aku bukan siapa-siapa lagi untukmu. Ya. Aku memang seorang penakut yang bersembunyi di balik selimut sambil sesekali mengintip melalui celah-celahnya. Haha, bodoh sekali, kan? Tapi inilah aku. Inilah aku yang ditinggalkan waktu. Yang melangkah satu demi satu dengan langkah gontai, terseok-seok. Inilah aku yang belum mampu menatap dunia dengan mata terbuka.

My Dearest, Sei..
Kemarin aku menangis lagi. Kenapa Tuhan hanya memberiku sedikit  untuk berada di sisimu? Kenapa begitu? Padahal masih banyak hal yang ingin kulakukan bersamamu. Kenapa begitu, Sei?
Satu hal yang saat ini kusadari bahwa kita tak mungkin bertemu lagi karena hanya tinggal menghitung tahun dan kau akan benar-benar pergi.  Hanya jika ada sedikit keberuntungan aku bisa melihatmu lagi. Jika saat itu memang ada, aku rasa kita sudah berevolusi menjadi kita yang baru. Kau berubah. Begitupun aku. Dan apabila Tuhan memberiku kesempatan untuk  bersamamu lagi, jika Tuhan menuliskan akhir di mana kau dan aku akan memulai awal yang baru nantinya, dengan senang aku akan berkata, "selamat datang kembali, Sei". Namun jika kenyataannya berbalik, maka saat itu aku akan menemukan seseorang yang dapat menjagaku dengan lebih baik. Dan saat itu juga kenangan tentangmu akan menjadi sepenggal cerita yang akan kusimpan di dalam kotak di sudut hatiku.



WORLD OF CHANCES
by Demi Lovato

You’ve got a face for a smile, you know
A shame you waste it
When you’re breaking me slowly but I’ve
Got a world of chances, for you
I’ve got a world of chances, for you
I’ve got a world of chances
Chances that you’re burning through
I’ve got a paper and pen
I go to write a goodbye
And thats when I know I’ve
Got a world of chances, for you
I’ve got a world of chances, for you
I’ve got a world of chances
Chances that you’re burning through
Oh
I’m going my own way
My faith has lost its strength again
And oh, It’s been too hard to say
We’re falling off the edge again
We’re at the end
We’re at the end
Maybe you’ll call me someday
Here the operator say the numbers no good
And that she had
A world of chances, for you
She had a world of chances, for you
She had a world of chances
Chances you were burning through
Chances you were burning through
Chances you were burning through
Oh
You’ve got a face for a smile, you know


Yours :
- Ai -

0 komentar:

Posting Komentar